PERKEMBANGA PERADABAN ISLAM
PADA MASA BANI UMAIYAH
(SB nomor 5 dan 6)
Perkembangan Peradaban Islam (KD nomor 5)
A. Dengan meninggalnya Ali bin Abi Thalib (Khalifah ke 4 dari Khlafaur Rosyidin), maka Muawiyah bin Abu Sofyan dengan taktik dan kelicikannya berhasil menduduki Kekhalifaan Islam. Dengan demikian berdirinya Daulat Bani Umaiyah bukanberdasar kepada hukum musyawarah dan demokrasi melainkan jabatan khalifah yang diwariskan, sehingga berubah menjadi Monarchi (kerajaan). Daulat Bani Umaiyah berdiri selama 90 Tahun (40 – 132 H atau 660 – 750 M) dengan Ibu Kota Pemerintahan di Damaskus Syiria.
B. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan munculnya ketidakpuasan politik dan menumbuhkan kebiasaan jelek, misalnya :
1. Berkembangnya model politik “Balas Dendam”, terutama kepada lawan politik, baik perorangan maupun keluarga (Ali bin Abi Thalib), dan model politik tersebut merupakan representasi pola politik Jahiliyah yang muncul kembali. Dan yang paling menyedihkan, model politik tersebut menjadi fenomena yang wajar disetiap kali terjadi suksesi politik umat Islam.
2. Karena ketidak-percayaan/kecurigaan pada kelompok (keluarga) lain, maka untuk jabatan politik dan birokratis, diambilkan dari keluarga dekat (Nepotisme), sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Khalifah Utsman bin Affan sebelumnya.
3. Suksesi kepemimpinan (Pergantian Khalifah) tidak dilakukan sebagaimana semangat Islam (demokrasi – dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat) melainkan menggunakan pola kepe-mimpinan Waris, dalam hal ini mengangkat Yazid bin Mu’awiyah sebagai putra Mahkota.
C. Permasalahan politik telah melahirkan sekte-sekte theologies (aliran-aliran dalam theology). Dengan adanya sekte-sekte theologis tersebut telah melahirkan ketegangan baru, terutama antara sekte Khawarij dengan sekte Syiah dan kelompok Politik Mu’awiyah. Sekte-sekte theologis tersebut adalah :
1. Syiah (kelompok yang setia terhadap keluarga Ali bin Abi Thalib, dan mereka menganggap bahwa kelompok Ali adalah yang benar).
2. Khawarij (kelompok yang menganggap bahwa setiap orang yang terlibat dalam majlis tahkim adalah Kafir, karena tidak menghukumi sesuatu dengan hukum al Qur’an dan untuk wajib dibunuh).
3. Murjiah (kelompok orang yang menyerahkan permasalahan majlis Tahkim tersebut kepada Allah).
4. Fatalisme (kelompok orang yang tidak mempunyai kemampuan apapun dan menganggap bahwa semua itu adalah kehendak Allah).
D. Perkembangan Wilayah kekuasaan
Perkembangan wilayah dan perluasan daerah yang dicapai oleh Bani Umaiyah terutama pada masa Walid bin Abdul Malik (Khalifah yang ke 6) meliputi :
1. Daerah Timur = diarahkan ke perbatasan Timur (Gubernur Said bin Utsman di Khurasan) sampai ke India dipimpin oleh Mahlab bin Abu Sufrah
2. Daerah Barat = diarahkan ke Bizantium (Romawi Timur) yang beribu kota di Constantinopel (Istambul) yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah. Beberapa alasan mengapa Bani Umaiyah menaklukan Bizantium (Romawi Timur)
a. Bizantium merupakan basis Agama Kristen Ortodoks yang sangat membahaya-kan perkembangan Islam .
b. Orang-orang Bizantium sering mengadakan perampokan ke daerah Islam
c. Bizantium termasuk wilayah yang memiliki keyaan yang luar biasa.
3. Daerah Afrika = meliputi Maghribi dan Tunisia bahkan sampai menyeberang ke Andalusia. Perluasan ke Afrika dipimpin oleh Musa bin Nushair, sedangkan ke Andalusia (Spanyol) dipimpin oleh Thariq bin Ziad yang berhasil menguasai Kordova, Granada dan Toleda.
Perkembangan Peradaban (Sosial Politik) dan Sebab kemundurannya (KD nomor 6)
A. Perkembang Ilmu Agam dan Dakwah
1. Perkembangan Ilmu Qiro’at yaitu dengan munculnya Qiro’at Sab’ah dan Ilmu Tafsir dengan berbagai kitab tafsir dan ulama Tafsir.
2. Perkembangan Ilmu Hadits terutama setelah dibukukannya Hadits pada masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Dengan pembukuan hadits tersebut memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :
a. Terjadinya pemilahan terhadap hadits-hadits menjadi Shahih dan tidak shahih
b. Peluang terjadinya pemalsuan hadits menjadi tidak ada sama sekali, terutama setelah ditetap-kannya kreteria hadits yang diterima dan yang tidak diterima.
c. Berkembangnya disiplin kajian keilmuan Hadits, terutama dalam hal penentuan standar, definisi dan kreteria lain sebuah hadits.
3. Ilmu tata bahsa Arab yaitu dengan berkembangnya ilmu Sharaf, Nahwu dan Balaghah
4. Penyebaran agama Islam yang semakin luas yaitu ke wilayah Timur sampai ke India, ke Afrika bahkan ke Andalusia di tandai dengan pembangunan berbagai masjid.
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
1. Seni Bangunan
a. Pembangunan kembali Masjid Nabawi di Madinah pada masa Umar bin Abd. Aziz dengan mendapat bantuan tenaga teknis dari Romawi.
b. Pembangunan Masjid Kordova, dimana menaranya menggunakan bahan dari marmer dan pintu dari tembaga
c. Pembangunan Masjid Damaskus pada masa Walid bin Abdul Malik – dinding masjid penuh dengan ukir-ukiran yang halus dan dihiasi aneka warna batu-batuan yang indah. Untuk membangun tersebut Walid mengerahkan 12.000 tenaga ahli.
Seni Sastra – juga berkembang dengan baik
Ilmu Kimia, kedokteran dan sejarah juga berkembang dengan baik.
C. Kemunduran Bani Umaiyah
1. Raja-raja yang memerintah Bani Umaiyah sebanyak 14 Raja, yaitu Muawiyah, Yazid bin Muawiyah, Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz, Yazid bin Abdul Malik, Hisyam bin Abdul Malik, Walid bin Yazid, Yazid bin Walid, Ibrahim bin Malik dan Marwan bin Muhammad.
2. Raja-raja bani Umaiyah kebanyakan mempunyai perangai yang jelek, kecuali beberap saja yaitu Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz dan Marwan bin Muhammad yang merupakan raja terakhir dari Bani Umaiyah.
3. Pada masa Marwan bin Muhammad, negara mulai stabil. Ia dapat menumpas beberapa pemberontakan, tetapi ia tidak mampu memadamkan pemberontakan keluarga Abbasiyah yang telah kuat dan mendapat banyak dukungan. Ia melarikan diri ke Hurrah, terus ke Damaskus. Namun Abdullah bin Ali (utusan khusus Abul Abbas As Syaffah) terus mengejar. Akhirnya sampailah Marwan di Mesir, namun ketika ia berada di daerah Alfayyun Bushair Mesir – utusan lain dari Abbas As Syaffah yaitu Shalih bin Ali berhasil membunuh Marwan bin Muhammad pada tanggal 25 Dzulhijjah 132 H / 5 Agustus 750 M.
D. Sebab-sebab kemunduran Bani Umaiyah.
Kebanyakan para raja-raja Bani Umaiyah berakhlaq dan berkelakuan buruk dengan melanggar norma agama, sehingga di benci oleh umat Islam.
Terjadi banyak pemborosan uang negara
Banyak pemberontakan yang terjadi akibat mereka tidak puas dengan raja-raja bani Umaiyah.
Melanggar janji dan melakukan penghiantan terhadap Ali yang membuat kaum Syiah menaruh dendam berkelanjutan.
Menghidupkan kembali Faham perkauman (Ta’assub/Nepotisme) yang berlebih-lebihan, sehingga menambah kebencian umat Islam kepada pemerintahan keluarga tersebut.Pengangkatan dua putra mahkota yang kemudian melahirkan pertengkaran antar keluarga putra Mahkota tersebut, sehingga melemah kekuatan Bani Umaiyah
PADA MASA BANI UMAIYAH
(SB nomor 5 dan 6)
Perkembangan Peradaban Islam (KD nomor 5)
A. Dengan meninggalnya Ali bin Abi Thalib (Khalifah ke 4 dari Khlafaur Rosyidin), maka Muawiyah bin Abu Sofyan dengan taktik dan kelicikannya berhasil menduduki Kekhalifaan Islam. Dengan demikian berdirinya Daulat Bani Umaiyah bukanberdasar kepada hukum musyawarah dan demokrasi melainkan jabatan khalifah yang diwariskan, sehingga berubah menjadi Monarchi (kerajaan). Daulat Bani Umaiyah berdiri selama 90 Tahun (40 – 132 H atau 660 – 750 M) dengan Ibu Kota Pemerintahan di Damaskus Syiria.
B. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan munculnya ketidakpuasan politik dan menumbuhkan kebiasaan jelek, misalnya :
1. Berkembangnya model politik “Balas Dendam”, terutama kepada lawan politik, baik perorangan maupun keluarga (Ali bin Abi Thalib), dan model politik tersebut merupakan representasi pola politik Jahiliyah yang muncul kembali. Dan yang paling menyedihkan, model politik tersebut menjadi fenomena yang wajar disetiap kali terjadi suksesi politik umat Islam.
2. Karena ketidak-percayaan/kecurigaan pada kelompok (keluarga) lain, maka untuk jabatan politik dan birokratis, diambilkan dari keluarga dekat (Nepotisme), sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Khalifah Utsman bin Affan sebelumnya.
3. Suksesi kepemimpinan (Pergantian Khalifah) tidak dilakukan sebagaimana semangat Islam (demokrasi – dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat) melainkan menggunakan pola kepe-mimpinan Waris, dalam hal ini mengangkat Yazid bin Mu’awiyah sebagai putra Mahkota.
C. Permasalahan politik telah melahirkan sekte-sekte theologies (aliran-aliran dalam theology). Dengan adanya sekte-sekte theologis tersebut telah melahirkan ketegangan baru, terutama antara sekte Khawarij dengan sekte Syiah dan kelompok Politik Mu’awiyah. Sekte-sekte theologis tersebut adalah :
1. Syiah (kelompok yang setia terhadap keluarga Ali bin Abi Thalib, dan mereka menganggap bahwa kelompok Ali adalah yang benar).
2. Khawarij (kelompok yang menganggap bahwa setiap orang yang terlibat dalam majlis tahkim adalah Kafir, karena tidak menghukumi sesuatu dengan hukum al Qur’an dan untuk wajib dibunuh).
3. Murjiah (kelompok orang yang menyerahkan permasalahan majlis Tahkim tersebut kepada Allah).
4. Fatalisme (kelompok orang yang tidak mempunyai kemampuan apapun dan menganggap bahwa semua itu adalah kehendak Allah).
D. Perkembangan Wilayah kekuasaan
Perkembangan wilayah dan perluasan daerah yang dicapai oleh Bani Umaiyah terutama pada masa Walid bin Abdul Malik (Khalifah yang ke 6) meliputi :
1. Daerah Timur = diarahkan ke perbatasan Timur (Gubernur Said bin Utsman di Khurasan) sampai ke India dipimpin oleh Mahlab bin Abu Sufrah
2. Daerah Barat = diarahkan ke Bizantium (Romawi Timur) yang beribu kota di Constantinopel (Istambul) yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah. Beberapa alasan mengapa Bani Umaiyah menaklukan Bizantium (Romawi Timur)
a. Bizantium merupakan basis Agama Kristen Ortodoks yang sangat membahaya-kan perkembangan Islam .
b. Orang-orang Bizantium sering mengadakan perampokan ke daerah Islam
c. Bizantium termasuk wilayah yang memiliki keyaan yang luar biasa.
3. Daerah Afrika = meliputi Maghribi dan Tunisia bahkan sampai menyeberang ke Andalusia. Perluasan ke Afrika dipimpin oleh Musa bin Nushair, sedangkan ke Andalusia (Spanyol) dipimpin oleh Thariq bin Ziad yang berhasil menguasai Kordova, Granada dan Toleda.
Perkembangan Peradaban (Sosial Politik) dan Sebab kemundurannya (KD nomor 6)
A. Perkembang Ilmu Agam dan Dakwah
1. Perkembangan Ilmu Qiro’at yaitu dengan munculnya Qiro’at Sab’ah dan Ilmu Tafsir dengan berbagai kitab tafsir dan ulama Tafsir.
2. Perkembangan Ilmu Hadits terutama setelah dibukukannya Hadits pada masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Dengan pembukuan hadits tersebut memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :
a. Terjadinya pemilahan terhadap hadits-hadits menjadi Shahih dan tidak shahih
b. Peluang terjadinya pemalsuan hadits menjadi tidak ada sama sekali, terutama setelah ditetap-kannya kreteria hadits yang diterima dan yang tidak diterima.
c. Berkembangnya disiplin kajian keilmuan Hadits, terutama dalam hal penentuan standar, definisi dan kreteria lain sebuah hadits.
3. Ilmu tata bahsa Arab yaitu dengan berkembangnya ilmu Sharaf, Nahwu dan Balaghah
4. Penyebaran agama Islam yang semakin luas yaitu ke wilayah Timur sampai ke India, ke Afrika bahkan ke Andalusia di tandai dengan pembangunan berbagai masjid.
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
1. Seni Bangunan
a. Pembangunan kembali Masjid Nabawi di Madinah pada masa Umar bin Abd. Aziz dengan mendapat bantuan tenaga teknis dari Romawi.
b. Pembangunan Masjid Kordova, dimana menaranya menggunakan bahan dari marmer dan pintu dari tembaga
c. Pembangunan Masjid Damaskus pada masa Walid bin Abdul Malik – dinding masjid penuh dengan ukir-ukiran yang halus dan dihiasi aneka warna batu-batuan yang indah. Untuk membangun tersebut Walid mengerahkan 12.000 tenaga ahli.
Seni Sastra – juga berkembang dengan baik
Ilmu Kimia, kedokteran dan sejarah juga berkembang dengan baik.
C. Kemunduran Bani Umaiyah
1. Raja-raja yang memerintah Bani Umaiyah sebanyak 14 Raja, yaitu Muawiyah, Yazid bin Muawiyah, Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz, Yazid bin Abdul Malik, Hisyam bin Abdul Malik, Walid bin Yazid, Yazid bin Walid, Ibrahim bin Malik dan Marwan bin Muhammad.
2. Raja-raja bani Umaiyah kebanyakan mempunyai perangai yang jelek, kecuali beberap saja yaitu Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz dan Marwan bin Muhammad yang merupakan raja terakhir dari Bani Umaiyah.
3. Pada masa Marwan bin Muhammad, negara mulai stabil. Ia dapat menumpas beberapa pemberontakan, tetapi ia tidak mampu memadamkan pemberontakan keluarga Abbasiyah yang telah kuat dan mendapat banyak dukungan. Ia melarikan diri ke Hurrah, terus ke Damaskus. Namun Abdullah bin Ali (utusan khusus Abul Abbas As Syaffah) terus mengejar. Akhirnya sampailah Marwan di Mesir, namun ketika ia berada di daerah Alfayyun Bushair Mesir – utusan lain dari Abbas As Syaffah yaitu Shalih bin Ali berhasil membunuh Marwan bin Muhammad pada tanggal 25 Dzulhijjah 132 H / 5 Agustus 750 M.
D. Sebab-sebab kemunduran Bani Umaiyah.
Kebanyakan para raja-raja Bani Umaiyah berakhlaq dan berkelakuan buruk dengan melanggar norma agama, sehingga di benci oleh umat Islam.
Terjadi banyak pemborosan uang negara
Banyak pemberontakan yang terjadi akibat mereka tidak puas dengan raja-raja bani Umaiyah.
Melanggar janji dan melakukan penghiantan terhadap Ali yang membuat kaum Syiah menaruh dendam berkelanjutan.
Menghidupkan kembali Faham perkauman (Ta’assub/Nepotisme) yang berlebih-lebihan, sehingga menambah kebencian umat Islam kepada pemerintahan keluarga tersebut.Pengangkatan dua putra mahkota yang kemudian melahirkan pertengkaran antar keluarga putra Mahkota tersebut, sehingga melemah kekuatan Bani Umaiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar